Perang melawan bakteri super telah memicu penemuan antibiotik baru yang kuat dan kemungkinan besar berasal dari katak. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa kulit katak mengandung banyak zat yang mampu memerangi kuman yang super kuat, karena katak hidup di lingkungan yang dikelilingi oleh kuman dan bakteri. Sayangnya zat untuk memerangi bakteri dan kuman yang kuat ini sering beracun untuk manusia.
Baru-baru ini tim dari United Arab Emirates University telah berhasil memodifikasi bahan kimia untuk menghapus sisi berbahaya dari zat milik katak tersebut. Mereka telah mengidentifikasi 100 antibiotik baru termasuk salah satu yang bisa melawan bakteri super-resisten, methicillin Staphylococcus aureus (MRSA).
"Kulit katak merupakan sumber potensial yang sangat baik, "kata Dr Michael Conlon, seorang ahli biokimia di universitas di Abu Dhabi. Menurut Conlon katak sudah ada sekitar 300 juta tahun, sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk belajar bagaimana mempertahankan diri melawan penyakit-menyebabkan mikroba di lingkungannya.
"Lingkungan mereka adalah di air tercemar di mana pertahanan yang kuat terhadap patogen adalah suatu keharusan," kata Conlon.
Para ilmuwan telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa kulit katak merupakan sumber yang kaya bahan kimia yang mampu membunuh bakteri, virus, dan jamur. Para peneliti saat ini telah berusaha untuk mengisolasi kuman-bahan kimia agar cocok untuk dikembangkan menjadi antibiotik baru.
Dr Conlon dan rekan telah menemukan cara untuk mengubah struktur molekul mereka, membuat mereka lebih tidak beracun bagi sel manusia namun tetap menjadi pembunuh kuman yang kuat. Demikian pula, para ilmuwan juga menemukan cara lainnya yang memungkinkan sekresi kulit katak untuk menghindari serangan yang merusak enzim dalam darah.
Hasilnya adalah antibiotik yang bertahan lebih lama dalam aliran darah dan lebih mungkin efektif sebagai pembunuh infeksi. Zat antibiotik bekerja dengan cara yang tidak biasa membuat mikroba sangat sulit melakukan perlawanan.
Demi mendapatkan antibiotik baru ini, para ilmuwan saat ini telah menguji coba kulit katak dari sekitar 6.000 spesies katak. Sejauh ini, mereka telah menyaring hingga 200 dan hasilnya sangat potensial untuk mendapatkan antibiotik baru.
0 Comments:
Posting Komentar