Riwayat Hidup Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Hasan Alattas
Selama hidupnya, Habib Ahmad berjuang keras agar masyarakat yang berada di lingkungannya meninggalkan perbuatan syirik serta kemungkaran. Majelis zikir yang digagasnya kini berkembang hingga mempunyai cabang sekitar 1.000 majelis.
Bila maut telah tiba, cinta, nama, harta, semua akan mengucapkan selamat jalan kepada pemiliknya. Semua kembali ke asalnya, tingallah kenangan yang membekas dan terus hidup di hati manusia yang ditinggalkan. Begitu pula dengan kisah hidup almarhum Habib Ahmad bin Abdullah bin Hasan Alattas. Walau sudah 11 tahun telah pulang ke rahmatullah, budi baiknya selalu dikenang dan menjadi teladan anak-cucu serta jemaah yang pernah dibimbingnya menuju jalan Allah.
Almarhum sempat mengijazahkan Asmaul Husna. Yang sekarang berpusat di Bendungan Hilir gg.sepakat no. 14, dan masih ada 1000 cabang lainya di Indonesia dan beberapa Negara lainnya. Majelis yang diadakan setiap tanggal 25, sampai sekarang wirid tersebut masih menjadi pegangan masyarakat dalam beribadah.
Saat ia sakit parah, Habib Ahmad sengaja datang ke Singapura untuk mendoakan salah satu kerabatnya dan kemudian sembuh total. Habib Ahmad adalah sosok ulama yang sangat mencintai Allah, tawaduk, dan sederhana dalam kesehariannya. Aulia Allah adalah orang-orang yang memahami hakikat penciptaan manusia di muka bumi. Bagi mereka, Allah adalah segalanya. Sehingga Allah memuliakan mereka dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, dan menjadikan mereka sebagai wali-Nya.
Perjalanan syiar Islam Habib Ahmad meluas, dimulai sejak tahun 1958. Beliau melihat, masyarakat di sekitarnya cenderung kepada perbuatan syirik dan kemungkaran, dan menjadi pemandangan sehari-hari.
Sebelum berdakwah luas, terlebih dahulu ia mengajak sanak dan kerabatnya untuk tetap teguh berada di jalan Allah, menjauhi larangan-Nya, dan menjalankan semua perintah-Nya. Lambat laun, syiar Islam yang disemaikan Habib Ahmad tumbuh dan berkembang. Masyarakat luas mulai tertarik dengan cara berdakwah Habib Ahmad yang santun dan penuh kasih. Zikir Asmaul Husna yang diajarkannya pun dirasakan jemaah sangat menyentuh kalbu.
Setiap kali ia menggelar pengajian di suatu tempat, jemaah yang datang semakin bertambah. Sehingga banyak usulan agar pengajian Habib Ahmad ditetapkan di satu tempat, tidak berpindah-pindah, yakni di kediamannya sendiri. Maka, sejak 1978, rumah Habib Ahmad menjadi tempat taklim tetap jemaah.
Keberadaan Majelis Zikir Asmaul Husna berkembang dari waktu ke waktu. Karena jemaah yang datang tidak hanya dari sekitar Bendungan Hilir, Jakarta, tapi juga Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Ambon, hingga ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. Maka, pada tahun 1984, ia membuka cabang di daerah-daerah tersebut. Hingga saat ini jumlah Majelis Zikir Asmaul Husna tercatat mencapai 1.000 majelis.
Jasad Habib Ahmad kini terbaring di kompleks pemakaman Al-Hawi, Condet, Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Posting Komentar